Desember dan Lukanya
Memasuki awal Desember dengan lukanya, terus berjalan meski dengan apa adanya. Apa lagi yang bisa diraih dari aku? Sedang aku, sudah kehilangan semuanya. Fase dewasa yang kataku dulu sepertinya menyenangkan, ternyata tidak semudah pikiranku waktu kecil, dewasa ini dipaksa tumbuh dengan ribuan babak belur, dipatahkan oleh ekspetasi dan dipulangkan karena depresi. Mana yang katanya bahagia? Mana yang katanya akan indah pada waktunya? Aman mana lagi yang bisa kupercaya Pelukan siapa lagi yang menenangkan? I'm lost everything. Sudah terlalu rusak untuk diperbaiki, terlalu remuh untuk disusun kembali, dan kecewa mana lagi yang harus aku maklumi? Tidak ada lagi kata-kata yang bisa menggambarkaku saat ini, apa ada kata yang lebih hancur lagi dari ini? Maka akan kuteriakkan setiap hari.
Kehilangan temen, rumah, atau apalah itu, namanya yang sering kusebut mencintai. Semuah manusia memang akhirnya bakal pergi, tapi bisa gak, kalau mau pergi itu permisi? Jangan tiba-tiba hilang saat aku sedang berjuan disini. Dipukul mundur oleh kenyataan bahwa ternyata memang semuahnya sudah usai, rumahku sudah tidak ramai, temanku cuman udara malam yang dingin disini, pasanganku hanya delusi yang aku ciptakan sendiri dan hidup sendiri seperti orang yang sudah mati. Jadi, sebenernya aku ini masih hidup atau sudah mati? Rasanya seperti hanya sedang berjalan diatas omong kosong, semuahnya seperti mengambang samar dan abu-abu. Sampai aku sendiri sulit untuk menebak, nanti kedepanya gimana ya, hidupku mau dibawa kemana ya. Desember mengajarkan banyak tentang kehilangan, memaklumi luka, menerima yang patah, hingga berdamai dengan realita.
Hai Desember, percayalah aku tidak sekuat itu, aku muak dengan semuah perjalanan hidup, karna menurutku, aku sudah mati, hanya saja belum selesai dibumi. Maka akan kuterima apa saja yang akan terjadi dibulan Desember ini. Terjadilah aku terima, untungnya aku sudah terbiasa dengan luka, jadi mau segimana patah yang akan datang, ya aku akan datar, aku datar untuk apapun yang akan terjadi. Aku akan bersikap seolah ya memang sedang tidak terjadi apa-apa lagi. Agar jalanku ringan dan agar bahuku sedikit lebih tegap lagi. Sungguh Desember kali ini akan beriringan dengan luka, tentang bagaimana baiknya, Tuhan aku pasrah..
Komentar
Posting Komentar