Mencari dan Menganalisa Refrensi yang Relvan

 Nama : Aderanisma Aji Prasetia

NPM : 202246500805

Kelas : R3K

Dosen : Dr. Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.


Perbandingan 30 Artikel Meliputi Objek, Teori/Pendekatan, Analisis, dan Kesimpulan. 


1.     Analisis Elemen Visual Game ‘PAMALI’ Dengan Menggunakan Pendekatan Teori MIMESIS Plato

Objek : Game Pamali

Teori/Pendekatan : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan teori filsafat seni, yaitu seni sebagai mimesis (imitasi) yang diusung oleh Plato

Analisis : Visual game “Pamali” adalah sebuah imitasi (tiruan) dari konsep ideal yang ada di kepala desainer game tersebut. Tiruan dari mitos yang ada serta bentuk dari penggambaran karakter hantu pada game mengikuti penggambaran hantu-hantu yang ada di Indonesia ini. Dengan mengusung konsep pamali-pamali yg ada di Indonesia. 

Kesimpulan : Analisis di atas menjelaskan bahwa developer game membuat game nya dengan inspirasi dari cerita pamali di daerah-daerah dan wujud karakter hantu yang berada di Indonesia, perbedaan yang jelas dari bahasan saya dan bahasan di atas adalah dari visualisasi karya nya saya menganalisis lukisan sedangkan di atas adalah game, namun walaupun begitu teori yang di pakai yaitu teori mimesis pluto atau imitasi bisa juga jadi bahan acuan pembahasan saya dikarenakan realisme juga memiliki kemiripan dengan pemikiran tersebut.


2.    Analisis Penggunaan Mise-En-Scene dalam Membangun Realisme pada Film" Siti"

Objek : Film Siti 

Teori/Pendekatan : Penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif, yaitu dengan melakukan analisis untuk mencari dan menemukan tanda-tanda realisme pada unsur-unsur mise-en-scene film tersebut.

Analisis : Konflik ceritanya terhadap realita yang ada pada masyarakat, terutama masyarakat pesisir Pantai Parangtritis Yogyakarta. Selain itu film ini digambarkan dengan begitu realistis dari secara sinematik. Skripsi karya tulis berjudul “Analisis Penggunaan Mise-en-Scene Dalam Membangun Realisme Pada Film “Siti” ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda realisme pada unsur-unsur mise-en-scene dalam membangun kesan realistik secara sinematik. hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pada unsur-unsur mise-en-scene dalam film “Siti” teridentifikasi tanda-tanda realisme sehingga unsur-unsur mise-en-scene dalam film ini dapat mendukung kerealistisan yang tampak pada setiap adegan film ini.

Kesimpulan : Film ini menggunakan Mise-En Scene untuk membangun realisme pada film tersebut, jadi segala aspek yang ada di depan kamera akan di ambil pada saat pengambilan gambar, dari aspek lain seperti pencahayaan dan kostum juga menambahkan kesan realistis, kesamaan dengan objek kajian saya adalah mimesis, imitasi atau representasi merujuk ke arah realistis seperti lukisan yang saya buat memakai aliran realisme. Perbedaan bahasan di atas dengan bahasan saya adalah objek kajiannya, objek kajian ini sebuah film sedangkan saya lukisan.


3.    KAJIAN MIMESIS DALAM NOVEL DOA CINTA KARYA SIRIN MK

Objek : Novel Doa Cinta 

Teori/Pendekatan : Metode penelitian ini adalah deskriptif. 

Analisis : Hasil penelitian ini adalah latar/setting yang terdiri latar tempat, seperti di kota Berlin; latar waktu, seperti waktu pagi hari dan setiap hari minggu; latar sosial, seperti cara berpikir yang digambarkan pada pemikiran orang kampung Lipah Kuwus yang tidak mengerti bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Suasana yang terdiri dari suasana susah seperti Irkham yang merasa susah memikirkan apa yang mestinya harus ia lakukan demi membawa baik nama desanya; suasana senang seperti Irkham tampak begitu semangat dengan wajah cerah setelah menyelesaikan segala urusan terkait rencana studinya ke Jerman; suasana bahagia seperi Irkham tampak begitu semangat dengan wajah cerah setelah menyelesaikan segala urusan terkait rencana studinya ke Jerman; suasana sedih seperti Irkham merasa sedih setelah mendengar ibunya memohon-mohon kepada Allah agar anak-anaknya diberikan kesuksesan dan kebahagiaan; suasana ramai seperti suasana ramai di kota Jakarta ini terlihat sekali pada hari minggu karena banyak orang-orang yang berjualan baik nasi uduk, bubur ayam, lontong ayam dan lain sebagainya; suasana sepi seperti suasana sepi mulai dirasakan oleh Irkham setelah ia mengakhiri pembicaraannya dengan Amel lewat telepon. 

Kesimpulan : Dari tulisan di atas disimpulkan bahwa teori mimesis di pakai untuk menggambarkan suasana, latar serta waktu yang realistis, sama seperti bahasan lukisan yang saya pilih memiliki gambaran realistis. Teori mimesis ada pada dalam ciri kedua bahasan tersebut, perbedaan nya tulisan di atas membahas tentang novel sedangkan objek saya lukisan.


4.    Penerapan Mimesis Dalam Novel Empress Orchid Karya Anchee Min

Objek : Novel Empress Orchid 

Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan mimetik

Analisis : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek latar belakang kehidupan tokoh Orchid dan hubungannya dengan aspek sosial politik dalam dunia nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Empress Orchid adanya hubungan antara karya sastra dengan dunia nyata.

Kesimpulan : Dari tulisan di atas novel tersebut ada hubungannya dengan mimesis yaitu imitasi atau representasi dari kenyataan atau dunia nyata, kesamaan pada objek kajian saya adalah di letak teori mimesis objek lukisan yg saya bahas menggunakan aliran realisme yang dimana masih ada kaitannya dengan mimesis, untuk perbedaan nya analisis di atas menganalisa novel sedangkan saya lukisan. 


5.    Analisis Makna dalam Lukisan Karya Mujib Darjo

Objek : Lukisan karya Mujib darjo

Teori/Pendekatan : Teori impressionisme 

Analisis : Impressionisme, Gambar pada lukisan tidak detail, hanya impresi saja yang tampak mirip jika dilihat dari jauh, Palet warna yang cerah dan kontras berdasarkan teori pengelompokan lingkaran warna, Fokus melukis pantulan cahaya pada subjeknya, dibandingkan detail subjeknya sendiri, Menggunakan sapuan kuas kecil yang disebut dab yang merupakan istilah luar untuk cocolan sambal, Marka kuas pada lukisan cenderung tampak dan tidak ditutup-tutupi. karya-karya seni lukis Mujib Darjo memiliki karakteristik lukisan dengan aliran impresionisme.

Kesimpulan : Sang pelukis melukiskan karya nya dengan cara atau mengikuti aliran impressionisme agar warna dan pencahayaan pada lukisan terkesan kuat, sedangkan pembahasan lukisan yang saya bahas menggunakan aliran realisme berbeda dengan kajian di atas.


6.    ANALISIS LUKISAN KARYA MULYO GUNARSO

Objek : Lukisan karya Mulyo Gunarso, yaitu yang berjudul “Ironi Dalam Sarang”(dibuat pada tahun 2008),“Impian Sarang”(dibuat pada tahun 2011), dan “Dibawah Bayang-Bayang”(dibuat pada tahun 2016).

Teori/Pendekatan : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 

Analisis : Latar belakang penciptaan karya-karya lukis Mulyo Gunarso adalah keprihatinannya terhadap permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang ada di sekitarnya terutama permasalahan mengenai kebudayaan dan kerusakan alam lingkungan. Makna lukisan yang merupakan tujuan penciptaan karya lukis Mulyo Gunarso adalah untuk mengedukasi diri sendiri dan masyarakat agar peduli dan mau untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan tempat tinggalnya. Visualisasi karya lukis Mulyo Gunarso adalah dengan menggunakan cat akrilik dengan teknik plakat (opaque). Dan corak yang dari karya-karya lukis Mulyo Gunarso adalah realisme dengan penggarapan objek secara detail dan dengan tekstur yang halus.

Kesimpulan : Lukisan karya Mulyo Gunarso memiliki aliran realisme di gambarkan dengan cat akrilil dengan tekstur halus. Sedangkan objek yang saya bahas lukisan Gustave Courbet The Stonebreakers memang memiliki aliran yang sama realisme namun menggunakan metode penggambaran yang berbeda dengan cat minyak dan goresan yang kasar membuat hasil akhir menjadi lebih nyata.


7.    Analisis Karakteristik Realisme Dalam Antologi Cerpen'Sewangi-Wangi Tulang'Karya Muhd. Mansur Abdullah

Objek : Cerpen'Sewangi-Wangi Tulang'Karya Muhd. Mansur Abdullah

Teori/Pendekatan : Metod penelitian penulisan ini adalah menggunakan rekabentuk kualitatif dengan analisis deskriptif

Analisis : Hasil penelitian ini menemukan dua tema iaitu gaya realis dan dimensi waktu dalam cerpen “Sewangi-Wangi Tulang”. Gaya realis diungkapkan melalui usia muda dan usia tua ia itu lakaran fizikal dan pemikiran. Dalam usia muda di naratifkan melalui lakaran fizikal merangkumi kekuatan, ketangkasan, kebijakan dan keberanian. Pemikiran pula terangkum dalam mengenang budi, kebanggaan dan pengorbanan. Dalam usia tua, dinaratifkan melalui pemikiran taat setia dan lakaran fizikal yang jelek dan jijik, dihina, dicerca, dihalau, dipukul dan disiksa. Selanjutnya karakteristik realisme pengajaran adalah menghalang kemungkaran dan mengherdik orang kaya.

Kesimpulan : Analisis di atas menemukan bahwa penulisan memiliki gaya realis seperti saat muda akan tangkas, kuat, berani sedangkan saat tua taat setia dll, perbedaan dalam bahasan saya adalah analisis di atas memiliki objek cerpen sedangkan saya lukisan lalu aliran realisme di atas menggambarkan sifat, atau ciri seseorang yang di ceritakan, sedangkan bahasan saya adalah aliran realisme yang di gunakan untuk melukiskan realita kehidupan sehari-hari tanpa ada tambahan. 


8.    Identifikasi seni lukis dengan objek uang karya Gito Lesung

Objek : Karya lukis dengan objek uang

Teori/Pendekatan : Menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Metode yang digunakan adalah dokumentasi observasi dan wawancara

Analisis : Karakteristik lukisan Gito Lesung terdiri dari perwujudan bentuk gaya/aliran teknik media ide dan tema. Karakter karya lukis Gito Lesung terlihat dari perwujudan visual yang terdiri dari perwujudan bentuk gaya/aliran teknik media ide dan tema. Aliran lukisan Gito Lesung adalah realisme. Media yang digunakan adalah kanvas cat minyak kuas dan palet. Teknik yang dipakai Gito Lesung dalam melukis adalah teknik dusel dan pilihan objek-objeknya nyata tentang tema alam tema sosial tema kerja dan tradisional. Objek uang lukisan karya Gito Lesung berkarakter kuat. Mengacu pada bentuk asli tetapi lebih disederhanakan lagi. Objek uang yang digabungkan dengan objek lain seperti alam manusia hewan dan tumbuhan menjadikan karya yang unik dan menarik.

Kesimpulan : Analisis di atas menyatakan bahwa lukisan yang dibuat oleh Gito lesung beraliran realisme namun objek yang di pakai gito unik yaitu uang yang ditambahkan objek lain seperti alam, sedangkan karya Gustave Courbet, The Stonebreakers hanya menggambarkan relisme dengan mengikuti keseharian dan kondisi masayarakat sekitar. 


9.    Realisme Dalam Cerita Pendek “Bulan Gendut Di Tepi Gangsal” Karya Wa Ode Wulan Ratna

Objek : Cerita Pendek (Cerpen) 

Teori/Pendekatan : Penggunaan metode analisis isi yang memberikan perhatian pada teks karya sastra, menjelaskan makna isi interaksi simbolik sehingga dapat dipahami isi cerpen itu secara tepat

Analisis : Menemukan bahwa ada tujuh karakteristik realisme, ciri pertama pada cerpen ini adalah berusaha menggambarkan hidup dengan sejujurnya. Pengarang tidak berusaha untuk memperindah nya dan menambahkan apapun sehingga terlihat realistis. Ciri yang kedua cerpen ini banyak mengkritik tentang sosial dan politik sebab seni realisme adalah sarana untuk menyampaikan kritik. Ciri ketiga cerpen ini membahas kehidupan yang kontemporerkontemporer dan tingkah laku manusia yang temporal. Ciri yang keempat adalah perlawan kepada segala sesuatu yang berbau "humanisme-borjuis".ciri kelima, cerpen ini memiliki watak yang jelas. Ciri keenam cerpen ini berupaya untuk membangun dunia baru yang di bangun di atas landasan keadilan yang merata. Ciri ketujuh menampakan adanya bahwa kapitalisme adalah musuh manusia dan kemanusiaan serta mengupayakan masyarakat agar berani melakukan orientasi terhadap sejarahnya sendiri. 

Kesimpulan : Analisis cerpen di atas menjelaskan bahwa cerpen buatan Wa Ode Wulan Ratna menggambarkan protes atau kritik yang sangat menggambarkan nilai2 realisme, sama dengan bahasan yang saya bawakan lukisan The Stonebreakers juga lukisan yang menggambarkan situasi masyarakat pada saat itu, yang membedakan kajian diatas dengan bahasan saya ada objek kajian nya adalah sebuah cerpen. 


10.   ANALISIS LUKISAN ‘ORANAMEN TROPIS’KARYA JOKO PRAMONO DENGAN PENDEKATAN TEORI IKONOGRAFI DAN IKONOLOGI

Objek : 'Ornamen Tropis' karya Joko Pramono

Teori/Pendekatan : Menggunakan pendekatan sejarah dengan teori utama ikonografi dan ikonologi

Analisis : lukisan surealis merupakan karya yang sulit dipahami oleh masyarakat umum karena lukisan surealis mengandung idiom bentuk dan simbol yang tidak bisa langsung dicerna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lukisan Joko Pramono “Dekorasi Tempat” memiliki berbagai objek surealis seperti manusia berkepala burung, kepala burung yang disambungkan ke bambu, perempuan dengan tubuh berupa anyaman bambu., para kurcaci menatap potongan puzzle, dan para peri. Dimana benda-benda tersebut mengandung beberapa makna, baik makna primer dengan alat konfirmasi sejarah, makna sekunder menggunakan alat konfirmasi sejarah, jenis dan makna intrinsik dengan alat konfirmasi sejarah budaya.

Kesimpulan : Objek yang di analisis sama2 sebuah lukisan namun yang berbeda di sini adalah alirannya objek di atas menggunakan aliran surealis yang dimana para seniman menggambarkan pemikirannya lewat karyanya yg memiliki keunikan sendiri sedangkan karya bahasan saya memakai aliran realisme yang menjelaskan atau menggambarkan pesan dengan melihat apa kejadian atau fenomena apa yang terjadi langsung di lingkungan masyarakatmasyarakat.


11.   Gestur Defensif Objek Perempuan Dalam Karya Seni Lukis Chusin Setiadikara. 

Objek : Karya seni lukis Chusin Setiadikara

Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, pendekatan semiotika, dan teori gerak tubuh.

Analisis : Chusin mempunyai gaya lukisan fotorealistik dengan menggunakan sudut pandang fotografi. mengkomunikasikan perasaannya melalui gerak tubuh dalam karya seninya. Penelitian ini berfokus pada gestur tubuh perempuan sebagai visualisasi lukisan. Metafora sering ditemukan dalam lukisannya. Terdapat juga kemiripan gerak tubuh objek pada beberapa lukisannya. Gestur tersebut mengarah pada gestur defensif atau pembelaan diri. Analisis semiotika terhadap lukisannya menunjukkan peran dan kedudukan perempuan dalam kehidupan. Dalam budaya patriarki yang dianut di Indonesia khususnya, perempuan merupakan kelompok minoritas yang didominasi oleh laki-laki atau berada pada posisi subordinat. Namun Chusin berusaha menyampaikan pesan bahwa peran perempuan masih sangat penting dalam kehidupan untuk mewujudkan hubungan harmonis antara perempuan dan laki-laki.

Kesimpulan : Pada analisis di atas penulis menuliskan bahwa karya seni ini memiliki aliran realis, penggambaran karakter wanita atau gestur wanita ini juga memiliki pesan di baliknya yang menyindir, sama dengan bahasan saya tentang lukisan The Stonebreakers memiliki aliran realisme, dan memiliki arti pesan untuk mengkritik & menggambarkan keadaan masyarakat.


12.   Analisis lukisan "Potrait of Dr. Gachet" Karya Vincent van Gogh. 

Objek : Lukisan Potrait of Dr. Gachet

Teori/Pendekatan : Menggunakan teori aliran seni ekspresionis. 

Analisa : Lukisan tersebut di gambarkan Vincent van Gogh menggunakan teori ekspresionis untuk menggambarkan imajinasi dan pesan sang pelukis lebih dalam lagi tanpa meniru keadaan sekitar, menggambarkan Dr. Paul Gachet yang merawat van Gogh pada bulan-bulan terakhir masa hidupnya. 

Kesimpulan : Penggambaran ekspresionis selalu bisa untuk menggambarkan suasana, ide, imajinasi sang pukis tanpa harus melihat contoh ataupun mengimitasi keadaan alam karna ekspresionis datang dari Seniman itu sendiri, perbedaan dengan pembahasan saya lukisan The Stonebreakers teori kajian nya menggunakan teori realisme dengan menggambarkan kondisi alam dan keadaan masyarakat sekitar.


13.   Analisis lukisan "Potret diri & Topeng-topeng kehidupan" Karya Affandi Koesoema

Objek : Lukisan Potret diri dan Topeng-topeng kehidupan

Teori/pendekatan : Teori aliran ekspresionisme

Analisis : Aliran ekspresionisme adalah aliran yang mengusung ide bahwa seni muncul dari dalam diri seniman, bukan dari gambaran alam atau lingkungan sekitarnya, pelukis Affandi Koesoema dalam karyanya di atas menggambarkan gambar Potret diri dengan imajinasi nya sendiri dan menggunakan ciri khas nya sendiri plototan cat akrilik dari pak Affandi yang di gores menggunakan jari membuat sebuah gambaran yang merepresentasikan ide dan imajinasi pelukis menjadi sebuah karya baru. 

Kesimpulan : Dari tulisan di atas teknik dan cara penggambaran sebuah karyanya memiliki ciri khas unik dan mengekspresikan ide atau imajinasi sang pelukis, perbedaan dalam bahasan yang akan saya bahas tentu saja berada dalam teori yang di pakai oleh pelukis, dan bagaimana masing-masing pelukis menggambarkan perasaannya.


14.   Seni Lukis Visual Koran Karya Budi “UBRUX” Haryano

Objek : Lukisan Visual Koran

Teori/Pendekatan : Pendekatan teori kritik Clive Bell (Significant form) 

Analisis : Pendekatan teori bentuk Clive Bell digunakan untuk menganalisis seni lukis visual koran Budi "Ubrux" Haryono. Karya-karya ini menekankan tema-tema yang mencerminkan lapisan kehidupan masyarakat dan mengkritisi fenomena sekitarnya, terutama dampak globalisasi informasi. Analisis juga mencakup teknis realis yang digunakan dalam pengerjaan karya seni lukis visual koran agar menyerupai koran aslinya. 

Kesimpulan : Analisis di atas menyatakan bahwa diteliti menggunakan teori Clive bell, yang dimana berarti unsur bentuk garis di kombinasikan agar membuat suatu karya dapat berkualitas, namun selain itu sang pelukis juga mengimitasi koran dari kehidupan sehari-hari agar terlihat realis sama dengan yg aslinya, perbedaan dengan bahasan saya tentu berada di aliran serta teori, bahasan saya memakai aliran rerealisme dalam kajiannya.


15.   Kajian Ikonografi dan Ikonologi Lukisan Raden Saleh:“Gouvernour-Generaal Daendels en De Grote Postweg”(1838)

Objek : Lukisan Gouvernour-Generaal Daendels en De Grote Postweg

Teori/Pendekatan : Menggunakan metode penelitian sejarah, dengan pendekatan teori Ikonologi dan Ikonografi Erwin Panofsky.

Analisis : Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah yang pertama; Makna utama lukisan yang terbentuk dari makna faktual dan makna ekspresi ini merupakan keunggulan Daendels yang digambar dengan gaya Romantisisme. Kedua, pada analisis ikonografi, lukisan ini mengungkapkan tema konflik dan tragedi politik akibat penindasan kolonialisme dan imperialisme, atau konsep penindasan. Ketiga, lukisan tersebut merupakan simbol dari kritik atau perlawanannya yang terkristalisasi terhadap penindasan pemerintah Indie Belanda, namun ungkapan tersebut “disamarkan” olehnya dalam sebuah lukisan potret.

Kesimpulan : Analisis di atas menganalisa tentang makna dari lukisannya, penjabaran analisa lukisan untuk apa dan bagaimana lukisan itu berpengaruh kepada lingkungan pada saat itu, menjadi refrensi saya dalam menjabarkan bahasan lukisan yang akan saya bahas nanti nya, untuk perbedaan dengan lukisan saya adalah teori kajiaannya di atas lukisan Raden Saleh menggunakan aliran romantisisme sedangakan lukisan yang akan saya bahas menggunakan aliran realisme. 


16.   Analisis Lukisan "Potret Dora Maar" Karya Pablo picasso

Objek : Lukisan Potret Dora Maaf

Teori/Pendekatan : Menggunakan teori bentuk

Analisis : Komposisi pada lukisan merupakan gabungan dari geometri dan organik. Meski komposisi nya beragam semua menjadi susunan yang baik mendukung karakter Dora Maar yang di tonjolkan. Beberapa contoh bentuk organik lebih terlihat pada penggambaran wajah Dora Maar yang berbentuk oval, mamatanyaerbentuk almond dengan pupil lingkaran, dan bentuk pakaian nya yg. Lukisan ini menggambarkan seorang wanita menangis kesakitan sambil menggendong anaknya yang telah meninggal. 

Kesimpulan : Dilihat dari teori yang di pakai adalah teori bentuk membuat karya dapat di lihat banyaknya bentuk-bentuk geometri serta organik, membuat kesan eskpresionis menggambarkan suatu fenomea, perbedaannya dengan bahasan saya tentu terletak pada teori kajiannya namun mempelajari teori bentuk dapat membantu saya untuk meneliti sebuah lukisan terutama lukisan yang akan saya bahas.


17.   EMOSI ESTETIS PADA LUKISAN “IBU DAN ANAK” KARYA BASOEKI ABDULLAH

Objek : Lukisan "Ibu dan Anak" Karya Basoeki Abdullah

Teori/Pendekatan : Pendekatan Teori Kritik Clive Bell (significant form) 

Analisis : Basoeki Abdullah merupakan pelukis terkenal dengan aliran realisme. Salah satunya lukisan yang spesial dari karya karyanya yaitu lukisan “Ibu dan Anak” di buat pada tahun 1992. Hal ini terjadi karena dalam lukisan Basoeki Abdullah tersebut menggambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya, dan menimbulkan emosi oleh para penikmatnya. Basoeki Abdullah menciptakan lukisan tersebut mempunyai beberapa unsur lain yang terdapat pada lukisan ““Ibu dan Anak”” sehingga memiliki bentuk makna yang mengdeksprisikan perasaan, seperti unsur garis, tekstur, dan warna. pada unsur tersebut yang akan dianalis melalui pendekatan Teori Kritik Clive Bell (significant form) dimana teori tersebut ini menimbulkan emosi estetis yang mengacu pada kemanusiaan dan cinta kasih sayang seorang ibu yang menyimbolkan kasih sayang dan perjuangan seorang ibu terhadap anaknya tanpa pilih kasih dan juga berani berkorban demi kebahagiaan sang anak dengan menopang beban di punggungnya tanpa sang anak ketahui. Maka dari itu, lukisan ini menimbulkan emosi estetis yang mengacu pada kekuatan rasa antara “Ibu dan Anak”. Significant form beratikan bentuk bermakna, bentuk bermakna yang di maksud adalah bentuk karya seni sebuah objek yang memiliki bentuk significant sehingga menimbulkan Emosi estetis, dan significant form bertujuan untuk memicu emosi estetis formalistis yang ditimbulkan oleh susunan atau komposisi bentuk dari objek estetis lalu dikontribusikan ke dalam kritik seni yang akan di gunakan pada lukisan “Ibu dan Anak”. Hasilnya adalah bentuk lukisan “Ibu dan Anak” karya Basoeki Abdullah memiliki emosi estetis yang ditunjukkan melalui ekspresi, komposisi, serta hasil keseluruhan lukisan.

Kesimpulan : Analisis di atas menganalisa karya pak Basoeki Abdullah "ibu dan anak" Di situ tertulis teori yg di pakai untuk menganalisis adalah significant Form, menghadirkan pesan di dalam lukisannya yang di hadirkan menggunakan goresan-goresan dan bentuk-bentuk significant form sehingga pesan dapat di sampaikan melalu kesan estetis. Perbedaan nya dengan bahasan saya adalah tentunya pada aliran yang di pakai walaupun tadinya pak Basoeki Abdullah memiliki aliran seni realisme pula. Cara pemberian atau penghantaran pesan berbeda tentu nya dengan aliran yang berbeda penyampaian pun berbeda.


18.   Representasi Mooi Indie dalam Lukisan Jelekong

Objek : Lukisan Jelekong

Teori/Pendekatan : Aliran Surealisme

Analisis : Menggambarkan objek khas yang sering dilukiskan seniman Mooi Indie, yaitu gunung, sawah dan pohon, serta objek gambar lain yang dapat menampilkan pemandangan alam Indonesia yang hijau, namun keindahan alam yang dilukiskan seperti alam yang dimiliki negaranegara Eropa, seperti ciri khas lukisan Mooi Indie. Selain itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun 2019 dan 2020 seringkali menampilkan pemandangan alam yang berbeda dengan pemandangan alam di Kampung Jelekong, yang mana area persawahan Jelekong tidak terlalu dekat dengan gunung, tidak terdapat sungai yang menjadi pemisah antara sawah di bagian kanan dan kiri dan juga tidak dikelilingi oleh pepohonan yang lebat seperti yang sering digambarkan dalam lukisan Jelekong. Sehingga peneliti berkesimpulan bahwa lukisan Jelekong merupakan lukisan imajiner yang kemungkinan pelukis membayangkan alam di luar Kampung Jelekong atau sering melihat lukisan pemandangan Barat yang kemudian dituangkan dalam lukisan Jelekong.

Kesimpulan : Dari analisis artikel di atas lukisan di buat menyerupai alam yang berasal dari imajinasi sang pelukis, bukan hanya melihat dan langsung melukisnya maka dari itu aliran yang di pakai adalah surealisme, yang membedakan bahasan saya yang pertama adalah aliran yang di pakai, lalu keadaan suasana penggambaran yang tidak di ambil dari imajinasi yang luas namun dari apa adanya yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. 


19.  Analisis Patung Dr. IL Nommensen Di Taman Wisata Salib Kasih Tarutung Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara Ditinjau Dari Unsur Realis

Objek : Patung Dr. IL Nommensen

Teori/pendekatan : Metode penelitian deskriptif kualitatif

Analisis : Untuk memperoleh data mengenai analisis realis patung dilakukan pengumpulan data menggunakan instrumen yang dianalisis berdasarkan unsur realis patung, observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah patung Nommensen yang berada di taman wisata salib kasih desa peatolong kecamatan siatas barita Kabupaten Tapanuli Utara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa gaya realis patung Nommensen di taman wisata salib kasih tidak sesuai dengan ketepatan dalam teori realis meliputi proporsi, anatomi, draperi, dan gerak. Proporsi patung tidak proporsional yakni 8 ½ kali ukuran kepala tidak sesuai dengan 8 kali ukuran kepala. Wujud dari patung Dr. I L Nommensen tidak sesuai dengan wujud Nommensen yang sebenarnya.

Kesimpulan : Diatas dibahas tentang menganalisis karya menggunakan unsur atau teori realis sama dengan bahasan karya visual yang akan saya bahas, yang membedakan adalah karya visualnya berbentuk patung yang bisa di lihat darimana saja sehingga memiliki u sur realis sedangkan bahasan saya sebuah lukisan yang digambarkan sedemikian rupa agar mendekati nyata atau terlihat nyata (realisme). 


20.  Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin

Objek : Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin

Teori/pendekatan : Pendekatan dengan aliran Realis dan Surealis dan metode Observasi

Analisis : Arifin mampu memindahkan nilai-nilai, sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikannya, dalam pameran melalui sentuhan artistik ke dalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis. Wujud dari pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin merepresentasi perempuan sebagai subjek untuk membicarakan perihal tubuh dan ketubuhannya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan di Tahunmas Art Room Yogyakarta, wawancara mendalam dengan pelukis, serta didukung dengan kajian pustaka. Analisis lukisan realis surealis karya Arifin dilakukan melalui empat tahap yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa lukisan menjadi salah satu media ungkap dan ekspresi diri sang seniman dalam menyampaikan dan menyematkan setiap ide dan gagasannya secara artistik. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dan diwujudkan dengan memberikan kesan yang mengarah pada pencitraan gender. 

Kesimpulan : Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa karya seni buatan Arifin digambarkan dengan realis namun lebih ke arah surealis , jadi perbedaan antara analisis di atas dan bahasan saya adalah terletak pada seni realis (yang menjadi bahasan saya) dan Seni surealis. Seni surealis memiliki arti atau sebuah ciptaan berdasarkan ekspresi seniman dan direpresentasikan kedalam bentuk baru.


21.   Analisis karya lukis realisme pelukis tuna daksa khanafi di kota Blitar

Objek : Lukisan Realisme

Teori/Pendekatan : Pendekatan penelitian kualitatif sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

Analisis : Keunikan karya lukis Khanafi lebih menitik beratkan pada tema yang ditampilkan berdasarkan realitas sehari-hari sehingga perwujudan objek-objeknya bersifat nyata. Objek-objek yang ditampilkan berkaitan dengan aktivitas kebiasaan yang pada dasarnya dapat ditangkap oleh indera mata. Tujuan visualisasi dari lukisan Khanafi adalah merekam semua objek yang hadir secara nyata di alam . Kedua Karakteristik karya lukis Khanafi terdiri dari beberapa aspek yaitu Khanafi menggunakan lingkungan dan kehidupan sehari-hari sebagai konsep ide serta sumber gagasan dalam penciptaan lukisan. Dalam penggunaan warna Khanafi menggunakan warna primer sekunder dan tersier. Tujuan penggunaan warna dalam hasil karya lukis Khanafi dimaksudkan sebagai representasi alam.

Kesimpulan : Lukisan yang di buat oleh khanafi memakai aliran realisme, dengan menggunakan lingkungan dan kehidupan sehari-hari sehingga perwujudan objek-objek nya terlihat nyata, Sama hal nya dengan yang di lakukan Gustave Courbet pada lukisan The Stonebreakers dia menggambarkan realitas dengan lebih sederhana dan jujur. Dengan coretan kuas yang kasar yang membuat lukisannya lebih nyata.


22.   Studi tentang lukisan pelepah pisang karya Supadji Sahar di Kota Mojokerto

Objek : Lukisan Pelepah Pisang Karya Supadji Sahar

Teori/Pendekatan : Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif

Analisis : Karya Supadji mempunyai keunikan karena mengangkat realita lingkungan sekitar untuk mengungkap suatu keindahan alam dan perwujudannya timbul seperti relief dan mempunyai warna dan tekstur alami dari bahan pelepah serat dan bonggol pisang. Hasil analisis data tersebut diperoleh latar belakang penciptaan karya Supadji Sahar dipengaruhi oleh bakat lingkungan kebudayaan pengalaman ber-karya seni dan material lukis. Dalam berkarya Supadji Sahar mempunyai tujuan mencari kepuasan batin dan ketenangan jiwa. Karakteristik lukisan Supadji menggambarkan perwujudan objek pemandangan alam. Lukisannya banyak me-nampilkan unsur garis kaligrafi bentuk seperti relief dengan objek non geometri. Teknik perwujudan lukisan termasuk dalam corak naturalis dengan menggunakan teknik tempel. Warna yang digunakan cenderung terbatas yaitu berwarna coklat hanya perbedaan gelap terang saja atau value dan mempunyai tekstur nyata yang alami dari pelepah serat dan bonggol. Proses penciptaan diawali penemuan ide persiapan alat dan bahan pembuatan bidang penempelan pengeringan dan finishing. Lukisan Supadji mengandung nilai tentang hubungan manusia dengan tuhan manusia dengan manusia manusia dengan lingkungan alam. Manusia tidak boleh mudah putus asa dalam menghadapi masalah selalu bersyukur dan senantiasa hidup sederhana. 

Kesimpulan : Analisis karya di atas merupakan analisis karya seni lukis yang menggambarkan alam lebih tepatnya pelepah pohon pisang sang artis sendiri Supadji  Sahar adalah pelukis yang sering merepresentasikan alam dan manusia Perbandingan dengan lukisan yang saya bahas yaitu The Stonebreakers adalah teorinya namun, sama-sama memakai tiruan alam ataupun manusia bedanya dalam aliran realisme tidak ada tambahan ataupun hal-hal yang dapat menambahkan lain-lain agar lukisan lebih indah namun realisme memakai tiruan apaadanya sesuai dengan keadaan alam itu sendiri. 


23.   Analisis Aliran Seni Realisme

Objek : Lukisan

Teori/Pendekatan : Teori mimesis

Analisa : Realisme adalah aliran seni yang mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh banyak orang (masyarkaat luas). Istilah realisme pada aliran ini bukan merujuk pada tingkat kemiripan atau keakuratan gambar lukisan dengan referensinya. Aliran yang mengusung ide tersebut disebut Naturalisme. Tema dan wacana-nya yang realistik, bukan gambarnya. Meskipun gambar yang realistis (naturalis tepatnya) sejalan dengan ide penggambaran realistis yang ingin dicapai oleh pergerakan ini. para pelukis Realisme yang menggantikan gambaran idealistik dari seni tradisional dengan peristiwa keseharian di kehidupan nyata. Mengangkat masyarakat biasa untuk mendapatkan bobot yang sama dengan kasta atas. Keinginan para realis untuk mengangkat kehidupan sehari-hari ke dalam kanvas adalah manifestasi awal keinginan avant garde untuk menghubungkan seni pada kehidupan masyarakat umum.

Kesimpulan : Artikel ini membahas tentang teori realisme yang di mana lukisan itu meniru dari kehidupan sehari-hari dan dapat mengambarksn kondisi masyarakat. Lalu, artikel ini menjadi pendekatan bagi saya membuat arikel saya di karenakan untuk memahami apa itu realisme yang menjadi sumber topik aliran yang di gunakan di lukisan yang akan saya bahas.


24.   Visualisasi Perempuan Pada Lukisan Tradisional Tionghoa Di Indonesia (Analisis Karya-karya Seni Lukis Lee Man Fong dan Chiang Yu Tie)

Objek : Lukisan Tradisional Visualis perempuan 

Teori/Pendekatan : Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan purpose sampling

Analisis : Lee Man Fong adalah pelukis laki-laki dan Chiang Yu Tie adalah pelukis perempuan. Keduanya adalah orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia. Pada tahun 1900 an Lee Man Fong tinggal di Bali sedangkan Chiang Yu Tie tinggal di Jawa Barat. Karya keduanya banyak dikoleksi oleh Istana Negara juga oleh pejabat pemerintahan. Penelitian ini untuk mengetahui visualisasi perempuan yang dijadikan objek pada lukisan tradisional Tionghoa dan gestur perempuan pada objek karya seni lukis kedua seniman tersebut. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kedua seniman tersebut sangat akrab dengan lingkungan sosial ketika mereka tinggal di suatu daerah, sehingga pengamatannya banyak difokuskan pada penggalian objek perempuan dalam karya seni lukisnya.

Kesimpulan : Analisis karya di atas menghasilkan bahwa pelukis melihat keadaan sekitar atau lingkungan sekitar tentang perempuan agar bisa melukiskannya dari situ kita tahu sang pelukis mempresentasikan atau bahkan mengimitasi wujud perempuan yang ada di lingkungannya, perbandingan nya dengan objek bahasan saya adalah, objek lukisan perempuan di atas blm tentu 100% meniru wujud perempuan yang di sebutkan bisa saja ada terjadi campuran imajinasi sang pelukis, sedangkan objek lukisan saya adalah realisme melukiskak kejadian persis tanpa di tambah-tambahkan untuk memberi kesan nyata.


25.   Ekspresi Visual Human Emotion Dalam Karya Seni Lukis

Objek : Lukisan

Teori/Pendekatan : Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data melalui studi literatur dan studi visual.

Analisis : Manusia ketika berkomunikasi ataupun merespon sebuah peristiwa, melibatkan luapan emosi. Emosi tersebut secara ekspresif mengaktualisasikan rasa gembira, sedih, bahagia, yang bahkan tak dapat dinarasikan melalui ungkapan kata-kata. Permasalahan ini akan diekspresikan melalui karya seni lukis dengan menggunakan cat minyak di atas kanvas. Hasil penelitian ini objek yang diusung adalah wajah perupa yang diwakili oleh raut wajah dibuat lebih besar dan mendominasi bidang dibandingkan raut wajah lainnya, hal ini menandakan bahwa figur tersebut dianggap lebih penting. Warna didominasi oleh warna kuning kecoklatan pada bagian latar, dan warna-warna campuran, seperti hijau, biru, jingga. Campuran warna-warna tersebut merupakan perwakilan dari berbagai ekspresi wajah yang disampaikan kepada apresiator.

Kesimpulan : Pada analisis di atas memiliki penjelasan bahwa karya seni dapat mengekspresikan human emotional atau emosi seseorang, melalui sebuah karya kita bisa mengekspresikan diri kita tentu itu bisa di dapat dari, teknik apa yang kita pakai, warna apa yang kita pakai, dan bagaimana cara kita menggores kuas, sama halnya dengan bahasan lukisan yang saya bahas yaitu The Stonebreakers memiliki arti di dalamnya, mengekspresikan kerja keras rakyat yang apa adanya sedang bekerja menghancurkan batu, di gambarkan dengan goresan kuas kasar, membuat kesan bersungguh-sungguh dan menggambarkan bahwa semua itu nyata.


26.   ANALYSIS OF NATURALISM PAINTING BY BASUKI ABDULLAH

Objek : Lukisan Basoeki Abdullah

Teori/Pendekatan : Metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif

Analisis : Basoeki Abdullah Pelukis yang beraliran realis dan naturalis. Karya-karya nya di buat dari berbagai macam cat minyak, air, akrilik. Lukisan Basoeki Abdullah dengan aliran naturalisme menggambarkan suatu keindahan. Warna-warna yang dipilihnya pun warna dari alam itu sendiri. Tidak hanya dari warna namun objek lainnya juga mengikuti sama persis seperti apa adanya di alam. 

Kesimpulan : Lukisan-lukisan pak Basoeki Abdullah memiliki ciri khas menggambarkan alam apa adanya dengan aliran naturalisme goresan-goresan yg indah dan warna yang sesuai dengan apa adanya yang berada di alam menambah kesan natural dan realis. Kajian di atas memiliki persamaan dengan bahasan saya yaitu penerapan warna dan ukuran serta ketepatan objek di gambarkan dengan apadanya dan sebisa mungkin di samakan dengan asli nya, namun memiliki perbedaan di kedua alirannya yang jadi kajian di atas adalah naturalisme sedangakan lukisan The Stonebreakers adalah realisme.


27.   Estetika Islam dalam Lukisan Affandi Koesoema

Objek : Lukisan Affandi Koesoema

Teori/Pendekatan : Penelitian kualitatif dengan menganalisis secara deskritptif tentang estetika pada lukisan-lukisan Affandi Koeseoma. 

Analisis : Dengan teknik pelototan atau melukis dengan jari-jarinya, lukisan ekspresionis Affandi sarat akan makna estetiknya. Sebagaimana yang ada dalam lukisan Ayam Tarung, Ka’bah, maupun dalam lukisan Potret Diri. Penelitian ini menemukan bahwa lukisan Affandi sarat akan nilai religiusitas lukisan dalam lukisan yang berjudul Ka’bah. Dengan pilihan warna cerah cenderung identik dengan estetika Islam yang menggambarkan cahaya, kecerahan dan kebahagiaan. Selain itu, lukisan Affandi Koesoema juga sarat akan nilai humanis dan idealis, sebab hampir semua lukisan Affandi Koesoema mengambil objek aktifitas sehari-hari. Adapun makna estetika yang tersirat dalam lukisan Affandi Koesoema merupakan kritik terhadap realita sosial dimana menggambarkan masih banyaknya kesedihan dan kesusahan maupun perilaku buruk yang dilakukan oleh manusia. 

Kesimpulan : Di artikel di atas pembahasan tentang bagaimana pelukis Affandi Koesoema mengekspresikan ide dan pemikiran sang pelukis serta sebuah goresan dan campuran warna yang menghasilkan karya yang ekspresionis contohnya warna yg di pakai di karyanya yang berjudul ka'bah menggunakan warna cerah menggambarkan bahwa ilsam itu cayaha, memberi kebahagiaan, sedangkan Gustave Courbet melukiskan karyanya The Stonebreakers memakai metode penggambaran ulang dari kehidupan nyata dengan warna yg mirip dan apa adanya tanpa menambahkan ide atau campuran warna yg menaikan emosi seseorang, tentu saja dua perbedaan ini dapat di bahas dalam bahasan kedepannya mengapa realis tetap bisa menggambarkan suasana dan kondisi saat itu tanpa harus menambahkan warna yg menggambarkan suasana emosi saat itu juga.


28.   WANITA PEKERJA KERAS DALAM KARYA SENI LUKIS REALIS KONTEMPORER

Objek : Lukisan 

Teori/Pendekatan : Metode yang di pakai yakni peraktik berbasis risert Penelitian berbasis praktik merupakan penelitian yang dimulai dari pengumpulan data-data dari observasi lapangan sampai kerja praktik. 

Analisis : Realis kontemporer yang di latar belakangi persoalan situasi dan kondisi sosial masyarakat khususnya wanita pekerja keras. Wanita secara peranannya menjadi ibu rumah tangga mengurus keluarga, menjadi sosok gugru bagi anak-anaknya namun memilih berkerja keras dalam memenuhi kebutuhan ekonomi hal yang tak lazim bagi seorang wanita yang menilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan sifat dan peranan wanita pada umumnya, hal tersebut yang menyebabkan rasa emansipasi yang timbul terhadap seorang wanita faktor ekonomi menjadi hal yang utama bagi seorang keluarga yang mengharuskan masalah itu terjadi kesanggupan seorang wanita yang membagi peranannya dalam dua hal yakni sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Karya yang divisualkan yaitu: Melawan Rasa Lelah, Demi Cita-Cita, Mengisi Satu Demi Satu, Harapan Dibalik Senyuman, Menjadi Tulang Punggung, Perjuangan Yang Takberujung, Mengais Satu Demi Satu, Melawan Rasa, Angan-Angan Yang Tinggi, Harapan Yang Indah. 

Kesimpulan : Analisis di atas membahas tentang realisme kontemporer sedikit berbeda dengan realisme biasa realisme kontemporer lebih benar-benar menyampaikan pesan untuk menggaris bawahi suatu fenomena. hal ini baik untuk saya ketahui karna cukup relevan dengan bahasan yang saya bawakan.


29.   Analisis Konsep Dan Bentuk Visual Karya Lukis Ivan Harianto Pada Pameran “City Without People “Tahun 2010

Objek : Lukisan

Teori/Pendekatan : Menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menguraikan dan menggambarkan aspek yang diteliti.

Analisis : Karya-karya seni Ivan Harianto yang memadukan teknik seni lukis yang berbasis fotografi dari unsur konsep dan bentuk sehingga melahirkan sebuah karya yang sarat symbolsimbol globalisasi dan konsumerisme yang sangat sarat di dalamnya sebagaimana yang dapat dilihat pada karya-karyanya yang dipamerkan pada pameran “City Without People” di Galeri Syang Art Space Magelang tahun 2010. konsep seni lukis yang diusung oleh Ivan Harianto dalam lukisannya di pameran City Without People sebenarnya merupakan konsep yang merefleksikan kota tanpa manusia, sedangkan bentuk lukisannya bersifat realis fotografis, mengikuti makna simbolik dan bersifat realistis dan minimalis yang berarti bahwa lukisan-lukisan Ivan menyerupai bentuk aslinya dan minimalis berarti bahwa tidak banyak perubahan yang dilakukan terhadap obyek lukisan sehingga sebagian besar bentuk dari obyek yang asli masih terlihat dengan jelas. 

Kesimpulan : Pada analisa di atas penciptaan karya realisme namun digambarkan berbasis fotografi dan ada unsur dari berbagai jenis bentuk melahirkan karya realis yang baru, hal ini berbeda dengan bahasan saya tentang lukisan The Stonebreakers, sang pelukis menggambarkan dan menghantarkan pesan hanya dengan melukis apa adanya dan menyentuh kehidupan sehari-hari dengan lukisan kuas yang kasar.


30.   ANALISIS KRITIK SASTRA CERPEN “SERAGAM” KARYA ARIS KURNIAWAN BASUKI: KAJIAN MIMETIK

Objek : Cerpen 

Teori/Pendekatan : Merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan mimetik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

Analisis : Pengalaman yang universal itu sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Hal tersebut ditujukan untuk membangun realitas sastra serupa dengan kenyataan dunia yang memang seakan-akan tidak dibuat-buat. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen “Seragam” Karya Aris Kurniawan Basuki banyak mengandung fenomena sosial, yaitu mencakup (1) persahabatan masa sekolah,(2) pengorbanan dalam persahabatan, dan (3) ketulusan dalam persahabatan. Selain itu, fenomena sosial dalam cerpen “Seragam” Karya Aris Kurniawan Basuki mempunyai hubungan dengan dunia nyata.

Kesimpulan : Dari analisa cerpen di atas memiliki hasil bahwa cerpen berjudul "seragam" Memiliki unsur mimesis seperti, persahabatan masa sekolah, persahabatan, dan memiliki hubungan terhadap dunia nyata, sama seperti objek kajian saya yaitu The Stonebreakers di gambarkan dengan realistis berarah pada kehidupan nyata dan penggambaran situasi lingkungan masyarakat pada saat itu juga. Perbedaan nya tulisan di atas mengangkat cerpen sebagai objek nya sedangkan saya lukisan. Teori mimesis yang menjadi teori bahasan di atas adalah tentang imitasi atau representasi dari kehidupan nyata, ini bisa menjadi acuan saya dalam menulis kajian nantinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni

JAM 3 SORE

3 Karya Desain Menggunakan Teori Mimesis dan Significant Form